Seorang ibu yang merupakan Pekerja Harian Lepas (PHL) Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta mengeluh kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Ibu yang diketahui bernama Tuti itu merupakan petugas pemeliharaan jalur hijau jalan. Dia kesal taman yang rajin dirawatnya di sepanjang Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, diinjak-injak oleh pendemo pada Selasa (23/3/2016).
Tuti menyampaikan kekesalannya kepada Ahok. Dia mengatakan tidak suka kalau taman yang dirawatnya dirusak oleh pendemo, "Saya tidak suka pak, tamannya diinjak-injak," keluh Tuti kepada Ahok, Rabu (24/3/2016).
"Ibu enggak bisa foto?" ucap Ahok.
"Tidak foto, saya singkirin saja. (Taman) saya sudah diinjek-injekin," jawab Tuti.
Ahok meminta kepada Tuti, bila ada yang merusak taman untuk diambil foto pelakunya. Tapi, Tuti tidak memiliki ponsel pintar yang memiliki kamera.
"Seharusnya foto dong mereka, biar (pelaku) bisa ditangkap. Kalau ada demo, mesti difotoin ya, Bu. Ibu ada HP enggak buat foto?" tanya Ahok.
"Enggak punya, Pak. HP saya lagi lowbat kemarin," jelas Tuti
Tuti memperlihatkan ponselnya kepada Ahok. Namun, ponsel yang dimiliki Tuti tidak dilengkapi dengan kamera. Melihat kondisi itu, Ahok berencana untuk memberikan ponsel pintar berkamera.
"HP nya jelek, masih yang enggak ada kamera. Ya sudah, kasih HP, nanti dikirim, Bu. Nanti kalau ada apa-apa, Ibu fotoin ya," imbuh Ahok.
"Iya deh, Pak. Makasih ya, Pak," kata Tuti, "Sudah berapa lama ibu kerja?" tanya Ahok.
Percakapan antara Ahok dan Tuti selanjutnya mengenai jaminan kerja.
Tuti: "17 tahun, Pak,"
Ahok: "Ibu sudah dapat BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan?"
Tuti: "Belum, saya belum dapat,"
Ahok: "Tapi gajinya sudah UMP (upah minimum provinsi)?"
Tuti: "(Gaji) sudah UMP, ATM sudah punya. Tapi belum ada BPJS,"
Ahok: "BPJS itu semua PHL harus dapat. Berarti Ibu yang urus taman (Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI). Nanti kita cek lagi," tutup Ahok.
(tribunnews)